Sosialisasi Anti Bullying dengan Media Edukasi dan Peningkatan Layanan Bimbingan Konseling Di MIM 7 Sidoharjo Pulung
![]() |
Tim Pengabdi dari Universitas Muhammadiyah Ponorogo bersama siswa MIM 7 Sidoharjo Pulung |
Pulung, Suara Wengker– Mitigasi bullying untuk siswa SD/MI sangat penting karena bullying dapat menimbulkan dampak negatif serius terutama pada aspek psikologis, sosial, dan Akademik siswa. Bullying di SD/MI umumnya berupa perilaku fisik seperti memukul, mencubit, memalak, dan verbal seperti memaki, menggosip, atau mengejek. Dampak yang dirasakan korban bullying mencakup kecemasan, ketakutan, kesepian, rendah diri, serta menurunnya kemampuan sosial dan performa akademik. Kondisi ini dapat mengganggu perkembangan karakter dan mental siswa yang sedang dalam tahap awal pembentukan kepribadian. Oleh karena itu, upaya Mitigasi bullying perlu dilakukan secara serius lewat pendekatan pencegahan, penanganan, dan pembinaan agar lingkungan belajar aman dan kondusif, mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.
![]() |
Seluruh tenaga kependidikan di MIM 7 Sidoharjo Pulung bersama dosen pengabdian dari Universitas Muhammadiyah Ponorogo |
Mitigasi bullying untuk siswa sekolah dasar merupakan langkah penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman. Upaya mitigasi ini bertujuan mencegah terjadinya perilaku bullying yang dapat berdampak negatif secara psikologis, emosional, dan sosial pada anak. Beberapa strategi mitigasi yang efektif untuk sekolah dasar antara lain; Sosialisasi dan Edukasi dengan melakukan edukasi kepada seluruh komunitas sekolah yaitu siswa, guru, dan orang tua tentang pengertian bullying, dampak negatifnya, serta cara melaporkan dan menghentikan bullying. Edukasi bisa dilakukan lewat seminar, workshop, dan media edukasi yang menarik bagi anak. Pembentukan Tim Pencegahan Bullying dengan membangun tim khusus yang terdiri dari guru, konselor, dan perwakilan siswa untuk memantau, menangani, dan menyusun kebijakan anti-bullying di sekolah. Selanjutnya, membangun Lingkungan Sekolah yang Positif yaitu menciptakan budaya sekolah yang inklusif dan saling menghargai dengan menanamkan nilai kesetaraan, kejujuran, dan rasa hormat antar siswa. Aktivitas yang mengembangkan keterampilan sosial seperti empati dan komunikasi juga penting. Penerapan Kebijakan Anti-Bullying Tegas dan jelas dibutuhkan agar sekolah dapat menindak kasus bullying secara efektif dan memberikan perlindungan kepada korban. Pemberdayaan Siswa sebagai Agen Perubahan dengan cara melibatkan siswa secara aktif dalam pencegahan bullying, misalnya dengan Mitigasi bullying siswa SD/MI sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman, yang mendukung perkembangan psikologis dan sosial anak. Optimalisasi layanan Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolah menjadi kunci utama dalam upaya pencegahan dan penanggulangan bullying ini karena guru BK dapat memberikan layanan informasi, konseling individu dan kelompok, serta mediasi antara pelaku dan korban bullying.
![]() |
Antusias siswa ikuti materi dari Tim Pengabdi Universitas Muhammadiyah Ponorogo |
Bullying dapat memberikan dampak negatif jangka panjang pada korban, seperti trauma psikologis, penurunan prestasi akademik, dan bahkan masalah kesehatan mental. Oleh karena itu, pencegahan bullying di tingkat SD/MI sangat krusial karena pada usia tersebut siswa sedang dalam tahap perkembangan karakter dan sosial yang rentan terhadap pengalaman negatif tersebut. Lingkungan yang bebas dari bullying akan memperkuat rasa percaya diri dan keamanan siswa dalam proses belajar.
Optimalisasi Layanan BK dalam MItigasi Bullying Layanan Informasi Guru BK memberikan layanan informasi berupa penyuluhan dan edukasi tentang pentingnya saling menghargai sesama siswa dan dampak negatif bullying. Materi ini disampaikan secara terstruktur seperti program “Saling Menghargai” untuk menumbuhkan budaya saling hormat dan kasih sayang. Konseling Individu dan Kelompok
Layanan konseling diberikan untuk pelaku dan korban bullying. Tujuan bagi pelaku adalah menyadarkan bahwa bullying adalah perilaku yang tidak baik dan merugikan orang lain, sedangkan bagi korban bertujuan memperkuat mental dan memberikan strategi menghadapi bullying. Disamping itu, Mediasi dan Pendekatan Kolaboratif
Guru BK melakukan mediasi untuk meredakan konflik yang muncul akibat bullying, sehingga dapat mencegah eskalasi kekerasan. Selain itu, kolaborasi guru BK dengan guru lain, wali kelas, dan orang tua dilakukan untuk membuat keputusan strategis dalam pencegahan bullying juga Perencanaan Layanan yang Matang
Guru BK perlu menyusun rencana layanan yang sesuai dengan kebutuhan siswa SD/MI, sehingga intervensi yang dilakukan tepat sasaran dan memberikan hasil efektif dalam mengurangi kasus bullying di lingkungan sekolah. Dengan demikian, layanan BK yang optimal tidak hanya mencegah bullying tetapi juga membantu membangun lingkungan sekolah yang harmonis, aman, dan mendukung perkembangan siswa secara optimal di SD/MI.
Kegiatan ini di laksanakan oleh tim Pengabdi dari Universitas Muhammadiyah Ponorogo yang terdiri dari : Dr. Diyah Miek Mustikawati, M.Hum (0725037901) Restu Mufanti, M.KPd (0713018003) Erika Eka Santi, M.Si (0712128102) dan di laksanakan pada tanggal 15 juli 2025 di MIM 7 Sidoharjo Pulung dengan Peserta 198 siswa dan 15 Guru.( Tim Pengabdian Universitas Muhammadiyah Ponorogo/eSWe).