PERJALANAN INSPIRATIF SMKN 1 BADEGAN MENJAWAB TANTANGAN PISA DAN ERA DIGITAL
![]() |
Oleh : Sujono, M.Pd Kepala SMKN 1 Badegan Ponorogo |
Inovasi literasi yang dilakukan oleh SMKN 1 Badegan Ponorogo adalah respons adaptif dan terstruktur terhadap tantangan global, khususnya yang disoroti oleh hasil survei PISA. Literasi merupakan fondasi penting di era digital, sehingga peningkatan kemampuan siswa dalam berpikir kritis dan inovatif adalah keharusan. Daripada hanya mengandalkan sarana fisik, sekolah ini mengambil langkah cerdas dengan mentransformasikannya menjadi pembiasaan rutin harian. Perubahan dari pojok baca pasif menjadi kegiatan membaca 15 menit yang terstruktur, menunjukkan komitmen sekolah untuk mengintegrasikan budaya literasi secara konsisten ke dalam rutinitas siswa.
Upaya strategis SMKN 1 Badegan terlihat jelas dalam metode implementasi dan pemanfaatan teknologinya. Pembiasaan membaca 15 menit, yang kini menjadi inti gerakan, memastikan bahwa literasi adalah kegiatan non-negosiabel dan berkelanjutan. Penekanan ini membantu mengatasi tantangan awal yang ditunjukkan oleh hasil PISA. Meskipun data awal pada tahun 2025 menunjukkan bahwa tingkat literasi siswa masih di kategori sedang, hasil ini justru diubah menjadi modal utama. Dengan memanfaatkan rapor pendidikan untuk perumusan strategi peningkatan mutu berbasis data, sekolah membuktikan bahwa transparansi tantangan adalah awal dari solusi, bukan akhir dari upaya.
Inovasi kunci sekolah ini terletak pada digitalisasi proses dan konten. Setelah siswa melaksanakan pembiasaan membaca 15 menit, kegiatan dilanjutkan dengan pengumpulan dan pengembangan karya. Proses ini tidak lagi bergantung pada platform pihak ketiga seperti Google Classroom, melainkan diintegrasikan ke dalam web sekolah melalui perpustakaan berbasis digital dan situs perpustakaan cerdas. Platform internal ini menjadi ruang bagi siswa untuk mempublikasikan artikel, opini, portofolio, dan konten kreatif yang secara langsung terkait dengan dunia kewirausahaan. Hal ini menciptakan lingkungan belajar yang utuh, mulai dari pembacaan hingga produksi konten bisnis digital.
Perubahan fokus ini telah menghasilkan dampak yang luar biasa dan terukur. Integrasi literasi ke dalam mata pelajaran dan aktivitas kreatif berhasil meningkatkan partisipasi dan kreativitas siswa hingga 78 persen. Pemanfaatan platform perpustakaan cerdas untuk pengumpulan dan publikasi juga memberikan manfaat ganda: memperkuat kompetensi digital siswa sekaligus menanamkan rasa kepemilikan terhadap karya mereka. Puncak dari semua inovasi ini adalah predikat Sekolah Aktif Literasi Tingkat Nasional yang diraih pada tahun 2025. Pengakuan ini tidak hanya membuktikan keberhasilan program, tetapi juga menegaskan bahwa inovasi literasi telah menjadi pilar utama kemajuan sekolah.
Kesimpulannya, transformasi literasi di SMKN 1 Badegan merupakan blueprint inspiratif bagi institusi pendidikan lain. Dengan mengganti konsep fisik (pojok baca) menjadi rutinitas terintegrasi (membaca 15 menit) dan memanfaatkan platform digital sekolah sendiri, SMKN 1 Badegan telah menciptakan ekosistem belajar yang self-sufficient dan berorientasi ke masa depan. Mereka tidak hanya menjawab tantangan PISA dengan literasi, tetapi juga memadukannya dengan kewirausahaan. Inilah investasi jangka panjang yang sesungguhnya: melahirkan generasi yang tidak hanya sekadar bisa membaca, tetapi juga mahir berpikir kritis, kreatif, dan siap bersaing di era digital.( Tim SMKN 1 Badegan/eSWe)