![]() |
Para penari Jathil suguhkan tarian menghibur warga |
Balong, 17 Mei 2025 — Semangat pelestarian budaya lokal menggelora di halaman SMAN Balong, Sabtu (17/5), dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-33 sekolah tersebut.
“Sardulo Widagdo”, sebuah pagelaran seni Reog Ponorogo sukses digelar dan memukau ratusan penonton. Kegiatan ini mengusung tema “Ngundi Luhuring Pakerti”, yang bermakna menggali dan memuliakan nilai-nilai luhur budi pekerti sebagai bagian dari pembentukan karakter siswa.
![]() |
Siti Mariyani, S.Pd., M.Pd kepala SMAN I Balong Ponorogo |
Pagelaran budaya tersebut menjadi istimewa karena turut dihadiri oleh komunitas pelestari Reog ternama di Ponorogo, yakni Pamong Wengker, serta tokoh-tokoh masyarakat, para guru, siswa, dan warga sekitar. Sejak pagi, halaman sekolah telah dipadati pengunjung yang antusias menyambut pertunjukan seni tradisional khas Ponorogo tersebut.
Pertunjukan Reog Sardulo Widagdo tampil atraktif dengan formasi yang rapi dan gerakan yang dinamis. Para pemain menunjukkan kekompakan luar biasa dalam menyampaikan kisah klasik penuh nilai filosofis, dipadukan dengan tata rias dan busana yang menggambarkan karakter keberanian, dan keteguhan.
Dalam sambutannya, Kepala SMAN Balong, Siti Mariyam menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya acara tersebut. Ia juga mengapresiasi kehadiran Pamong Wengker yang menjadi simbol penting dalam pelestarian seni Reog di Ponorogo.
“Kegiatan ini bukan semata-mata hiburan atau perayaan ulang tahun, tetapi menjadi sarana pendidikan karakter berbasis budaya. Melalui tema Ngundi Luhuring Pakerti, kami ingin menanamkan nilai-nilai luhur seperti tanggung jawab, kerja sama, cinta tanah air, dan sopan santun kepada seluruh siswa,” jelas Siti Mariyani, S.Pd., M.Pd
Ia menegaskan bahwa seni dan budaya lokal harus dikenalkan sejak dini kepada generasi muda sebagai bagian dari proses membentuk jati diri bangsa. “Dengan melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan seni tradisional, mereka belajar mencintai akar budaya mereka sendiri,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Pamong Wengker, Heru Santoso, memberikan apresiasi tinggi atas prakarsa SMAN Balong. Ia mengungkapkan bahwa berdirinya komunitas tersebut diawali dari keresahan terhadap lunturnya minat pada seni tradisional, terutama Reog Ponorogo.
“Pagelaran ini adalah contoh nyata bahwa pelestarian budaya bisa dimulai dari sekolah. Kami bangga melihat semangat SMAN Balong dalam menyajikan Reog dengan penuh dedikasi. Semoga ini menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain,” ujar Heru.
Selain menjadi ajang pelestarian budaya, kegiatan ini juga mempererat hubungan antar warga sekolah dengan masyarakat sekitar. Silaturahmi, kolaborasi, dan semangat gotong royong tampak jelas selama persiapan dan pelaksanaan acara.
Pagelaran Sardulo Widagdo menjadi bukti nyata bahwa SMAN Balong tidak hanya berprestasi di bidang akademik, tetapi juga berkomitmen kuat menjaga warisan budaya lokal. Melalui kegiatan seperti ini, SMAN Balong meneguhkan diri sebagai bagian dari generasi penerus yang nguri-uri kabudayan demi masa depan bangsa yang berkarakter dan berbudaya.(eSWe/WTP)