![]() |
Tim PKM UNMUH Dr. Heri Wijayanto, ST., MM., M.Kom; Dr. Rido Kurnianto, M.Ag; Yoyok Winardi, ST., MT; Titi Rapini, SE., MM, dan Elisa Tsania |
Ponorogo, Suara wengker- Desa Ngrukem Mlarak Ponorogo mempunyai permasalahan dalam pengelolaan sampah, selama ini pengelolaan sampah dilakukan dengan seadanya, sebisanya, dan ala kadarnya, Pembakaran limbah pertanian merupakan kebiasaan yang dilakukan masyarakat, hal ini menjadikan polusi udara, dengan asap dan bau sangit yang khas.
Harapan tim pengabdian UNMUH Ponorogo adalah mengolah sampah baik organik maupun non organik diolah menjadi bernilai ekonomis dan edukasi, dengan cara optimalisasi manajemen pengelolaan sampah, baik manajemen SDM, manajemen keuangan, pemasaran digital, dan masalah teknologi yang digunakan untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk.
![]() |
Penyerahan alat pengolah sampah |
Pada aspek ekonomi, pengelolaan sampah diarahkan untuk memanfaatkannya menjadi barang yang bisa dijual dalam bentuk materi layak jual (rosok). Sedangkan dari aspek edukasi, program ini diarahkan untuk membentuk sikap dan kesadaran masyarakat sejak dini terhadap kepedulian tentang persoalan sampah berikut mengelolanya dengan baik yang diharapkan dapat mewujudkan ecovillage (program desa berbudaya lingkungan yaitu berupa kegiatan kolaboratif antara masyarakat, instansi pemerintah desa, Bumdes, dan siswa pelajar dalam menjaga, mengembalikan dan upaya pelestarian alam sekitar dengan berperilaku sehat, bersih, dan mendaur ulang sampah yang tidak produktif).
![]() |
Tim PKM UNMUH bersama BUMDES Nakulo |
Konsep ecovillage yang akan diterapkan diharapkan mampu mewujudkan desa Ngrukem Mlarak Ponorogo sebagai desa bersih, sehat, dan masyarakat sadar dan mampu mengelola sampah menjadi barang yang lebih bermanfaat dan dapat meningkatkan perekonomian khususnya siswa pelajar bisa belajar menabung dari hasil mengelola sampah. Pendekatan konsep ecovillage yaitu gerakan dari masyarakat desa yang berusaha untuk mengintegrasikan kehidupan sosial dengan semua aktivitas penunjang hidup yang tidak bersifat merusak terhadap alam, tetapi lingkungan yang sehat dan lestari di masa depan. Bentuk kegiatan pengabdian optimalisasi pengelolaan sampah, meliputi:
1. Peningkatan pengetahuan manajemen bagi Koperasi Syariah, dan Bumdes Nakulo (SDM, Keuangan dan pemasaran) pengelolaan sampah, dengan indicator capaian yang jelas dan terukur.
2. Peningkatan literasi digital bagi Pemuda Hebat, dan Bumdes Nakulo desa Ngrukem dalam pemanfaatan digital marketing.
3. Terciptanya mesin pengolah sampah menjadi pupuk organic
4. Pemanfaatan limbah rumah tanggal menjadi bahan makanan Maggot.
Maggot adalah larva yang kerap kali diasosiasikan dengan lalat, dan tahap ini menjadi kunci dalam siklus hidup serangga metamorfosis sempurna. Maggot adalah agen pengurai yang efektif, berperan dalam mengurai materi organik yang sudah mati, seperti bangkai hewan dan sisa-sisa tumbuhan. Meski terlihat menakutkan, nyatanya maggot memiliki banyak peran penting. Maggot memiliki peran penting sebagai alternatif pakan yang kaya nutrisi untuk ternak. Maggot tidak hanya membantu mengelola limbah organik, tetapi juga menghasilkan produk sampingan berupa pupa yang dapat dimanfaatkan dalam industri pakan ternak. Selain itu, budidaya maggot adalah solusi untuk mengurangi dampak lingkungan dari limbah organik.( Tim PKM UNMUH Ponorogo/eSWe)