![]() |
Peserta sekolah perempuan Dewi Songgolangit |
Ponorogo, Suara wengker- Fenomena yang terjadi di Kabupaten Ponorogo tentang dispensasi pernikahan dan hamil di luar nikah seakan menjadi gunung es yang harus ditanggulangi dari akarnya, yaitu harus diberikan penguatan terhadap pemahaman anak-anak tentang apa itu persahabatan, pendidikan seks, kesehatan reproduksi, hak perempuan, serta tata nilai di masyarakat. Hal itulah yang menjadi fokus dari keberadaan Sekolah Perempuan Dewi Songgolangit yang diselenggarakan oleh BEM FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo melalui program Peningkatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.(15/10/2023)
![]() |
Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Dr. Ardhana Januar Mahardhani, M.KP bersama Kepala Desa Lembah, Hery Setyo Kurniawan |
Ketua Pelaksana Cherish Maureta dalam kegiatan penutupan program menyampaikan bahwa ‘Tahun ini PPK Ormawa BEM FKIP mengusung tema Sekolah Perempuan, yang dilaksanakan di Desa Lembah’,
![]() |
Pembelajaran materi relationship |
lebih lanjut Cherish menyampaikan bahwa Sekolah Perempuan Dewi Songgolangit telah dilakukan selama 2 bulan setiap hari Minggu kepada 50 anak perempuan yang berada di Desa Lembah, mereka diberikan pemahaman tentang materi relationship and sex education yang diajarkan oleh pembicara yang ahli di bidangnya, diantaranya adalah psikolog, tenaga kesehatan, dosen, serta menggandeng Duta Genre Kabupaten Ponorogo dan kelompok mahasiswa PIK-R’.
![]() |
Diskusi materi kekerasan |
"Adanya Sekolah Perempuan Dewi Songgolangit ini tentunya membantu pemerintah desa juga dalam rangka menguatkan pemahaman anak-anak usia 9-18 tahun tentang pendidikan seks." Jelas Cherish
Senada dengan yang disampaikan oleh Kepala Desa Lembah, Hery Setyo Kurniawan, ‘kami sebagai perwakilan dari Pemerintah Desa Lembah mengucapkan terimakasih, karena secara tidak langsung kegiatan ini akan membawa dampak positif terutama pada anak perempuan yang ada di Desa Lembah, Alhamdulillah juga anak perempuan yang ikut juga banyak, tidak hanya dari yang orang tuanya pekerja migran tetapi juga mereka yang orang tua nya bekerja di luar kota’.
DPL PPK Ormawa BEM FKIP, sekaligus Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Dr. Ardhana Januar Mahardhani, M.KP. tentunya juga menyampaikan rasa bangga terhadap mahasiswa yang mereka sangat peka terhadap apa yang menjadi tugas mereka sebagai agent of change dalam permasalahan sosial yang ada di masyarakat dan diimplementasikan melalui Sekolah Perempuan Dewi Songgolangit ini.( Tim PPK ORMAWA FKIP/eSWe)