foto ist
Ponorogo,Suarawengker-Aspek pendidikan karakter dan nilai-nilai merupakan tema menarik untuk didiskusikan dalam Pelestarian dan Pengembangan Reyog Ponorogo, dikarenakan Seni Reyog memang sarat dengan simbol, instrument, dan ragam tari yang potensial untuk digali maknanya secara filosofis. Hanya saja dalam tataran praktis, aspek nilai-nilai dan karakter, serta pendidikan terhadapnya ini merupakan hal yang sering terlewatkan. Dengan memperhatikan kenyataan tersebut, para peneliti Unmuh Ponorogo merasa perlu menfokuskan arah penelitian mereka pada aspek-aspek filosofis Reyog. Hal yang menggembirakan adalah bahwa keinginan tersebut direspon baik oleh Ristek Dikti lewat pendanaan atau hibah-hibah terhadap ajuan proposal penelitian tentang Reyog Ponorogo atas nama para dosen Unmuh Ponorogo.
foto ist
Pada tahun 2016-2017 telah didapat Hibah Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi atas nama Nurul Iman dan tim (Rido Kurnianto, Slamet Santoso, Jusuf Harsono) tentang “Rekonstruksi Pelestarian dan Pengembangan Reyog Ponorogo berbasis Karakter Ponoragan” yang menghasilkan berbagai luaran, diantaranya adalah Rekayasa Sosial Komunitas Reyog Santri. Selanjutnnya pada tahun 2019 telah didapat Hibah PTUPT multiyear kembali atas nama Rido Kurnianto dan Tim (Nurul Iman dan Sigit Dwi Laksana) tentang “Implementasi Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Islam Pada Reyog Ponorogo”. Penelitian tersebut masih berlangsung pada tahun 2020, dan saat ini memasuki tahun kedua.
Dalam pelaksanaan penelitian PTUPT oleh pada tahuan 2019, telah dihasilkan modul Pendidikan Karakter pada Reyog Ponorogo dalam bentuk buku dan video modelling terhadap buku modul tersebut. Sebagai kelanjutan luaran tersebut, maka pada tahun 2020 fokus penelitian adalah adanya best practice berkenaan dengan modul dan modelling pembelajaran karakter Reyog Ponorogo.
Bertempat di Ruang A 102 Universitas Muhammadiyah Ponorogo pada hari Rabu, 2 September 2016, mulai pukul 13.00 sampai dengan selesai, telah digelar acara Workshop Evaluasi Modelling Pembelajaran Karakter Seni Reyog Ponorogo. Kegiatan ini merupakan penayangan video pembelajaran yang telah dihasilkan pada tahun pertama penelitian, dengan Sugeng Riadi, M.Pd. sebagai model yang membelajarkan karakter Reyog pada siswa SMA
Kegiatan workshop dihadir dan dan dibuka oleh bapak Ketua Yayasan Reyog Budi Warsito, MM. Dalam amanatnya, ketua Yayasan Reyog berpesan bahwa mengembangkan Reyog adalah tanggung jawab bersama, karenanya dibutuhkan dukungan semua pihak, baik sekolah, pesantren, kampus, pemerintah daerah, maupun masyarakat. Yayasan Reyog mengapresiasi peran FAI yang telah menugaskan dosennya untuk melakukan penelitian dan menghasilkan berbagai karya dan luaran penelitia
dalam rangka pengembangan dan pelestarian Reyog Ponorogo.
Kegiatan workshop yang dihadiri oleh 14 orang peserta dari tim Peneliti Fakultas Agama Islam Unmuh, Guru Model, dan pengembang Reyog Sekolah/Madrasa/Pesantren Ponorogo berlangsung gayeng hingga sore hari, dan menghasilkan berbagai masukan penting pagi penyempurnaan best practice modelling berikutnya yang akan digelar pada waktu dekat.(TIM FAI UMPO/SW)